Cincin Kawin Di Tangan Mana Menurut Islam

Cincin Kawin Di Tangan Mana Menurut Islam

Seberapa Penting Memilih Cincin Pernikahan?

Setelah mengetahui makna dari cincin pernikahan di tangan kanan atau kiri maka kini perlu dipahami terkait sepenting apakah pemakaian cincin. Untuk pengetahuan lebih lanjut, berikut ulasan selengkapnya:

Cincin pernikahan ini sangat penting dan harus lebih selektif pada saat memilihnya. Cincin itu merupakan simbol ikatan cincin cinta yang akan dikenakan sepanjang masa sehingga harus memilih yang terbaik.

2. Cincin di tangan kiri

Mengenakan cincin kawin di tangan kiri merupakan tradisi yang relatif baru lahir tepatnya pada awal abad ke-18. Sebelum itu, cincin dipakai di sebelah kanan.

Artikel tahun 1869 menunjukkan bahwa di beberapa negara terjadi perubahan tangan di mana cincin yang dikenakan di kanan (tangan dominan) ke kiri (nondominan). Hal ini sebagai tanda rasa hormat seorang perempuan pada suaminya di mana pada saat itu pria tidak mengenakan cincin kawin.

Di Lebanon, Turki, Suriah, dan Brasil, cincin dikenakan di sebelah kanan sebelum pernikahan dan di sebelah kiri sebelah itu.

Beberapa negara yang memiliki tradisi mengenakan cincin kawin di tangan kiri yaitu: Australia, Kanada, Botswana, Mesir, Irlandia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Italia, Swedia, Finlandia, Republik Cheska, Swiss, Rumania, Slovenia, Kroasia, dan sebagian besar negara Asia.

Jadi, cincin kawin sebaiknya dipakai di tangan kanan atau kiri? Jika Anda tidak berusaha mengikuti tradisi, pilihan tangan untuk cincin kawin adalah masalah kenyamanan dan pilihan pribadi.

Misalnya, orang kidal memilih tangan kanan untuk memakai cincin karena mereka tidak menginginkannya memudar atau tergores. Cincin pernikahan merupakan simbol cinta dan tak ada hukum yang mengharuskan mengenakannya di salah satu tangan.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Di jari apa sebaiknya mengenakan cincin kawin dan cincin tunangan? Tidak ada aturan yang baku dan pasti, namun beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan pertimbangan.

Konon katanya, di jari manis sebelah kiri ada pembuluh darah yang mengalir langsung menuju jantung. Simbolisme inilah yang membuat pengantin di negara barat biasanya menggunakan cincin pernikahan di jari manis sebelah kiri, agar yang terkasih selalu dekat di hati. Orang Romawi kuno menyebutnya, vena amoris, atau vein of love. Namun rupanya, ilmu anatomi manusia membuktikan bahwa tiap jari sebenarnya memiliki nadi yang mengarah ke jantung. Uniknya, walaupun simbolisme tersebut terbukti tidak ilmiah, mengenakan cincin di jari manis rupanya tetap diadopsi oleh penduduk dunia secara global.

Pilihan ini dapat berbeda untuk setiap negara dan budaya. Di negara barat, biasanya digunakan di jari manis sebelah kiri. Di Indonesia, kebanyakan cincin kawin dikenakan di tangan kanan, karena dianggap lebih sopan. Namun kini, banyak pengantin Indonesia yang sudah mengikuti budaya barat dan menggunakan cincin mereka di jari manis sebelah kiri. Menurut Bridestory, sebenarnya tidak ada aturan salah atau benar dalam hal ini. Anda tentu dapat memutuskan apa yang dirasa paling nyaman dan baik.

Terkadang ada beberapa pengantin yang memilih jari tertentu untuk alasan kepraktisan. Misalnya, seorang wanita yang merupakan pembuat kue dan sering bekerja dengan tangan kanan, sehingga mengenakan cincin di jari tersebut seringnya mengganggu. Jadi ia mengenakan cincin tersebut di sebelah kiri. Atau misalkan, ada wanita lain yang setelah memiliki anak tidak muat lagi mengenakan cincin kawinnya di jari manis kanan, namun di tangan kiri muat, jadi ia mengenakannya di jari tersebut.

Namun yang bisa dipastikan, mengenakan cincin di jari manis entah kanan atau kiri biasanya merupakan sebuah pertanda bahwa orang tersebut sudah berada dalam hubungan yang berkomitmen.

Apabila Anda dan pasangan memiliki cincin tunangan bersama, banyak yang memutuskan untuk mengenakan cincin tersebut bersama-sama di jari manis sebelah kiri dan kemudian mengenakan cincin pernikahan di jari manis kanan. Jika sang mempelai wanita dipinang menggunakan cincin berlian, biasanya cincin tersebut didaratkan di jari manis kiri. Banyak pula pengantin yang menumpuk cincin pernikahan dan cincin tunangan mereka di salah satu jari, mengikuti budaya barat. Sekali lagi, pilihan ini tidak bersifat baku, jadi tentu Anda dapat memilih apa yang dirasa paling nyaman!

Konon katanya, menggunakan cincin tanpa komitmen di jari manis adalah kurang pantas atau pamali karena dapat membawa sial bagi sang pengguna cincin. Namun di luar mitos atau takhayul apapun, mengenakan cincin apapun di jari manis biasanya berarti sang pemakai cincin sudah dalam hubungan berkomitmen, yang dapat menjadi bumerang jika Anda justru sedang berusaha untuk mencari pasangan.

Karena praktis dan nyaman, banyak pasangan jarang sekali melepas cincin dan justru mengenakannya sepanjang waktu. Namun mengenakan cincin setiap saat dapat berisiko merusak cincin tersebut apalagi jika kegiatan sehari-hari Anda tergolong aktif. Entah logam tergores, permata tergores atau dudukan batu menjadi longgar, kerusakan ini dapat terjadi jika mengenakan cincin setiap saat. Lepaskan cincin ketika hendak membersihkan rumah, mandi, atau melakukan kegiatan aktif lainnya. Jangan lupa pula untuk membersihkannya secara berkala!

Pada umumnya, cincin pernikahan dikenakan di jari manis tangan kanan.

Namun, tradisi ini mungkin berbeda di berbagai negara dan budaya.

Penempatan cincin kawin di tangan kanan atau kiri, tidak selalu sama, tergantung dari budaya dan negara.

Orang Romawi kuno adalah penduduk yang pertama mengenakan cincin nikah di sebelah kanan.

Cincin nikah di sebelah kanan kerap digunakan oleh negara Asia yang didominasi muslim.

Begitu pula di Indonesia, letak cincin biasanya akan berbeda sebelum dan setelah nikah.

Cincin tunangan biasa digunakan di tangan kiri, sedangkan cincin pernikahan biasanya digunakan di tangan kanan.

Sebagian besar budaya di beberapa negara mengadopsi pengunaan cincin perkawinan di tangan kanan.

Namun, ada pula yang menggunakannya di sebelah kiri misalnya di negara Rusia, Kolombia, dan Yunani.

Di negara tersebut, cincin tunangan di jari manis tangan kanan dan setelah menikah akan berpindah ke jari manis tangan kiri.

Saat melangkah ke jenjang pernikahan, jangan lupa melangkah untuk melindungi masa depan kesehatanmu dan pasangan.

Dengan menjadi membership Rey kamu bisa chat dokter sepuasnya, tebus obat gratis, hingga cover rawat inap, lho.

Klik di sini yuk, untuk info lebih lanjut!

Secara tradisi, cincin pertunangan dipakai di jari manis tangan kiri.

Namun ternyata tradisi ini bukan tanpa sebab, lho!

Tradisi ini berawal dari kebiasaan masyarakat Romawi, Mesi, dan Yunani Kuno.

Dahulu kala, masyarakat yang berada di negara tersebut percaya kalau jari manis memiliki pembuluh darah yang terhubung dari jari manis kiri ke jantung, yakni vena amoris.

Vena amoris tersebut disebut juga Vein of love atau pembuluh darah cinta.

Itulah mengapa pasangan mengenakan cincin tunangan di jari manis kiri karena dianggap terhubung ke jantung, tempat semua perasaan cinta berkembang.

Akan tetapi, tidak semua pasangan menggunakan cincin tunangan di kiri.

Ada beberapa negara di Eropa Timur dan Utara memakai cincin tunangan di jari manis tangan kanan.

Sebagian pasangan di kebudayaan lain menggunakan cincin yang sama untuk bertunangan dan menikah.

Jadi cincin tunangan tersebut akan berpindah jari saat sudah menikah.

Namun, ada pula calon pengantin wanita yang penggunaan cincin tunangan dan cincin kawin berbeda.

Bahkan beberapa tradisi juga memperbolehkan wanita menumpuk cincin pernikahan di atas cincin tunangan.

Misalnya, mengenakan cincin kawin dan cincin tunangan di jari manis sebelah kiri.

Cincin telah lama menjadi simbol janji suci pernikahan. Prosesi tukar cincin saat pernikahan jadi momen romantis yang ditunggu banyak pasangan.

Cincin seolah menjadi simbol bersatunya dua insan manusia atas nama cinta. Namun, hingga saat ini tampaknya masih banyak orang yang bingung cincin pernikahan harus dipakai di jari mana.

Sejarah cincin kawin sendiri bisa ditelusuri dari zaman Mesir Kuno. Mengutip Reader's Digest, para arkeolog menemukan bukti dalam hieroglif yang memperlihatkan bahwa pengantin wanita di masa itu akan memakai cincin kawin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara historis, berbagai dokumentasi memperlihatkan cincin kawin dikenal di setiap jari, bahkan ibu jari sekali pun.

"Cincin kawin telah didokumentasikan dikenakan di setiap jari, bahkan ibu jari," ujar ahli perhiasan Stephanie Selle, mengutip Brides.

Namun memang, pada saat ini kebanyakan orang mengenakannya di jari manis. Sementara lokasinya berbeda-beda, baik di tangan kanan ataupun kiri.

Pada dasarnya, pilihan untuk menempatkan cincin kawin di tangan kiri atau kanan tergantung pada budaya masing-masing daerah.

Pada sebagian besar budaya Barat, cincin pernikahan umumnya digunakan di jari manis tangan kiri. Mengutip Brightside, tradisi ini terbilang baru karena baru muncul pada awal abad ke-18. Sebelumnya, cincin kawin biasa dipakai di tangan kanan.

Tangan kanan dianggap sebagai tangan dominan, sedangkan tangan kiri sebagai non-dominan. Penempatan cincin di tangan kiri menjadi tanda rasa hormat istri pada suami, yang kala itu tak mengenakan cincin kawin.

Sementara di Indonesia dan beberapa negara lain seperti India, Jerman, Spanyol, dan Rusia, cincin kawin justru digunakan di tangan kanan.

Orang Romawi Kuno percaya bahwa tangan kiri tak dapat diandalkan dan tak mendatangkan kebahagiaan.

Bahaya Penggunaan Perhiasan Emas Bagi Pria

Agama Islam biasanya memberikan larangan bagi umatnya karena memang ada hal yang tidak baik yang akan timbul jika larangan ini dilanggar. Seperti halnya larangan mengenakan perhiasan emas bagi pria, anjuran tersebut akan menimbulkan hal buruk pada kesehatan pria jika dilanggar.

Menurut penelitian, atom emas pada perhiasan emas dapat menembus kulit pemakainya dan masuk ke dalam aliran darah. Jika perhiasan emas dipakai dalam jangka waktu lama, darah serta urin akan mengandung atom emas yang melebihi batas normal.

Atom emas dalam darah yang berlebihan akan menyebabkan kusutnya serabut sel saraf otak. Sehingga, pemakainya akan perlahan-lahan menjadi pelupa dan lama-lama mengidap alzheimer. Gangguan ini belum ada obatnya sehingga penderitanya harus dijaga agar tidak membahayakan dirinya sendiri

Uniknya, penelitian menyebutkan bahwa efek samping tersebut hanya terjadi pada pria. Efek samping tersebut tidak akan menyerang wanita karena diperkirakan wanita memiliki sel lemak unik di bawah kulit yang menghalangi atom emas masuk ke dalam aliran darah.

Pendapat lain mengatakan bahwa wanita tidak akan menderita efek samping tersebut karena mereka mengalami menstruasi setiap bulan. Dengan demikian,kelebihan atom emas dalam darah akan ikut terbuang saat menstruasi.

Penggunaan Sepasang Cincin Kawin Beda Material: Bolehkah?

Beberapa pasangan mengalami perbedaan pendapat tentang jenis logam yang akan mereka gunakan untuk cincin kawin mereka. Pengantin wanita mungkin ingin cincin kawin dari emas karena berbagai alasan. Sedangkan pengantin pria lebih memilih cincin kawin yang halal.

Di sisi lain, terdapat suatu anggapan di masyarakat bahwa sepasang cincin kawin harus terbuat dari bahan yang sama dan memiliki model polos yang sama. Jika kedua cincin terbuat dari material berbeda dan dengan model berbeda, mereka percaya bahwa pernikahan tersebut tidak akan langgeng.

Namun, Anda sebaiknya tidak menghiraukan mitos tersebut. Anda tetap boleh memesan sepasang cincin kawin yang terbuat dari material yang berbeda dan dengan model berbeda. Jadi, jangan jadikan perbedaan pendapat mengenai material cincin kawin menjadi masalah di antara Anda dan pasangan.

Cincin Kawin Halal dalam Syariat Islam

Satu hal yang tidak boleh lupa untuk disiapkan sebelum akad nikah adalah cincin kawin. Pemilihan cincin ini terkadang menimbulkan dilema, terutama bagi calon pengantin pria. Agama Islam memang melarang laki-laki mengenakan perhiasan emas, sehingga pengantin pria harus memakai cincin kawin halal.

Dahulu, pengantin pria memiliki pilihan cincin kawin yang sangat terbatas, yaitu cincin kawin perak. Kini, pilihan cincin kawin yang halal untuk mereka sudah semakin berkembang dan cara mendapatkannya pun juga mudah.

Portfolio oleh rumah cincin kawin

Diperbarui pada 26 November 2014

Jenis Cincin Kawin yang Halal Untuk Pengantin Pria

Karena pengantin muslim tidak diperbolehkan untuk memakai cincin kawin emas kuning maupun emas putih oleh agama Islam dan karena adanya efek samping di atas, maka beberapa jenis cincin kawin di bawah ini dapat menjadi pilihan Anda.

Cincin yang terbuat dari perak tentu saja halal untuk para pengantin pria. Perak yang digunakan untuk perhiasan biasanya merupakan campuran perak dan tembaga atau nikel. Jika Anda memiliki alergi nikel, Anda sebaiknya menghindari perhiasan ini.

Ketika Anda membeli cincin perak, Anda akan menemukan beberapa pilihan kadar, misalnya 800, 925, dan 950. Cincin perak 925 cukup mudah ditemui, namun beberapa orang mungkin kurang suka kualitasnya.

Warna keperakan dari cincin tersebut memiliki kecenderungan untuk cepat pudar. Jika Anda ingin memiliki cincin perak yang tidak mudah kusam, Anda sebaiknya memilih cincin perak 950. Kadar peraknya yang lebih tinggi membuat cincin tersebut memiliki kilau yang lebih tahan lama.

Untuk mengembalikan kilau perak, Anda hanya perlu meminta toko perhiasan untuk menyepuhnya kembali. Keunggulan cincin kawin perak adalah:

Cincin Kawin Platidium

Untuk mengatasi beberapa kekurangan platinum, maka dibuatlah cincin kawin dari platidium atau campuran platinum dan palladium. Cincin jenis ini memiliki sifat yang lebih ringan dan lebih lunak dari platinum sehingga lebih mudah dibentuk.

Cincin kawin platidium ini juga lebih murah daripada cincin kawin platinum. Meski demikian, kualitasnya tidak jauh berbeda dari platinum dan palladium. Cincin ini tidak mudah tergores dan warnanya tidak akan pudar.

Cincin Kawin Palladium

Trend penggunaan cincin kawin palladium mulai berkembang beberapa tahun terakhir. Logam tersebut memiliki warna yang hampir sama seperti perak, namun lebih putih. Cincin Kawin palladium menawarkan berbagai keunggulan.

Akan tetapi, logam palladium ini bersifat keras sehingga agak sulit dibentuk. Semakin tinggi kadar palladium, semakin sulit diproses menjadi cincin kawin. Oleh karena itu, kebanyakan toko perhiasan menawarkan cincin palladium dalam kadar kurang lebih 50%.

Makna cincin kawin di jari manis

Ilustrasi. Pemasangan cincin kawin di jari manis kini telah menjadi standar. (iStock/saiva)

Di mana pun lokasinya, namun pemasangan cincin kawin di jari manis tampaknya kini telah menjadi standar. "Jari manis adalah salah satu yang dipertahankan oleh kebanyakan orang," ujar Selle.

Penempatan cincin kawin di jari manis tentu tak sembarangan. Hal ini bisa ditelusuri ke masa lampau.

Menurut kepercayaan orang Romawi Kuno, jari manis diyakini memiliki pembuluh darah yang terhubung langsung ke jantung. Jantung sendiri kerap diidentikkan dengan pusat emosi, termasuk salah satunya cinta.

"Jadi, jantung [sebagai pusat emosi] kekasih akan terhubung lewat cincin yang melingkar di jari manis," ujar Selle.

Kondisi ini membuat orang Romawi Kuno menyebut jari manis sebagai 'vena amoris' atau 'vena cinta'.

Penempatan cincin di jari manis dilakukan demi memperkuat cinta antara kedua orang dalam pernikahan.

Cincin di jari manis juga menandakan romansa yang dibagikan oleh pasangan yang baru menikah.

Seiring berjalannya waktu, pengetahuan berkembang pesat. Faktanya, tak ada pembuluh darah sebagaimana yang dimaksudkan oleh orang-orang Romawi Kuno.

Namun demikian, tradisi mengenakan cincin pernikahan di jari manis tetap berlangsung hingga saat ini.

Cincin kawin merupakan bukti bahwa kedua pasangan sudah terjalin hubungan serius dan harus saling setia. Untuk mengetahui itu, cincin tersebut umumnya dipakai di tangan baik yang kiri atau kanan.

Pemasangan cincin kawin di tangan kanan atau kiri sebenarnya bukan sekedar dipasang tetapi ada makna mendalam. Hal-hal seperti ini perlu dipahami bagi pasangan yang baru atau akan menikah di beberapa waktu mendatang.

Selain itu, setiap pasangan harus lebih cermat dalam memilih cincin agar tidak menyesal di kemudian hari. Disarankan cincin yang dipakai nantinya berbahan emas 18 karat agar tidak mudah tergores dan bisa untuk jangka panjang